In SOFTSKILL SOSIAL

Manusia dan penderitaan

1.     PENDERITAAN

1.     Manusia dan Penderitaan
           Penderitaan berasal dari kata derita. Kata derita berasal dari bahasa sansekerta dhra artinya menahan atau menanggung. Derita artinya menanggung atau merasakan sesuatu yang tidak menyenangkan. Penderitaan dapat berupa penderitaan lahir atau batin atau lahir dan batin. Penderitaan termasuk realitas manusia dan dunia. Intensitas penderitaan bertingkat-tingkat, ada yang berat, ada yang ringan. Namun peranan individu juga menentukan berat-tidaknya intensitas penderitaan. Suatu pristiwa yang dianggap penderitaan oleh seseorang belum tentu merupakan penderitaan bagi orang lain. Dapat pula suatu penderitaan merupakan energi untuk bangkit kembali bagi seseorang, atau sebagai langkah awal untuk mencpai kenikmatan dan kebahagiaan.

2.     Pengertian penderitaan menurut para ahli
          Arthur Schopenhauer (1788-1860) “Kehidupan Manusia Adalah Penderitan Demi Penderitaan” tidak memiliki kepribadian yang menyenangkan. Arthur Schopenhauer adalah seorang pria yang sombong, paranoid, dan misoginis yang tidur dengan pistol setiap malam. Arthur Schopenhauer tidak menghasilkan filosofi optimis justru sebaliknya. Arthur Schopenhauer percaya hidup itu menyakitkan dan jauh lebih baik tidak dilahirkan.

3.     Bentuk Frustasi
·       Agresi Marah (angry agression)
      Akibat tujuan yang ingin dicapainya mengalami kegagalan, individu menjadi agresif, marah-marah dan merusak, baik terhadap dirinya sendiri maupun pada sesuatu yang diluar dari dirinya. Agresi in bisa berwujud verbal (marah-marah), atau non-verbal (seperti membanting pintu, memecahkan atau merusak barang-barang dan memukul).
·       Bertindak secara Eksplosif (mudah meledak)
    Yaitu dengan jalan melakukan perbuatan yang eksplosif, baik dengan perbuatan jasmaniah maupun dengan ucapan-ucapan. Setelah keluar dan terkuras unek-uneknya semua, biasanya individu itu merasa ketegangan dalam dirinya itu berkurang atau menghilang (katarcis = tention reduction).
·       Dengan cara Introversi (bersifat tertutup)
      Yaitu dengan cara menarik diri dari dunia nyata, dan masuk kedalam dunia khayalan. Dalam dunia khayalan itu, dia membayangkan seolah-olah tujuan atau keinginananya itu sudah tercapai. Istilah lain untuk reaksi ini adalah melamun (day dreaming). Jika individu sungguh-sungguh mempercayai yang dikhayalkannya itu merupakan kenyataan, maka akibatnya akan timbul wahan atau delusiyang seringkali diikuti oleh halusinasi.Apabila individu benar-benar sudah lepas dari dunia nyata, lama-kelamaan introversi akan berubah menjadi autisme.
·       Perasaan Tidak Berdaya (helplessness)
     Reaksi ini menunjukan sikap tidak berdaya, patah hati, pasif dan mungkin juga menderita sakit. Reaksi ini berlawanan dengan agresi marah.
·       Kemunduran (regression)
      Reaksi frustasi yang menunjukan kemunduran dalam tingkah laku, yaitu tingkah laku yang kekanak-kanakan, seperti : mengompol dan mengisap ibu jari.
·       Fiksasi (fixation)
      Yaitu mengulang kembali sesuatu yang menyenangkan. Dapat juga diartikan sebagai kemandegan dalam perkembangan berikutnya. Contohnya, ada seorang mahasiswa yang senantiasa mempertahankan dirinya dalam posisinya sebagai mahasiswa (mahasiswa abadi) dia merasa betah menjadi mahasiswa. Dia tidak mau cepat-cepat ikut ujian akhir, karena dia merasa cemas untuk menghadapi resiko yang tidak menyenangkan apabila dia telah lulus (seperti dia tidak bebas lagi untuk mengikuti kegiatan kemahasiswaan dan mencari kerja).
·       Penekanan (repression)
      Yaitu rekasi frustasi dengan cara menekan pengalaman traumatis, keinginan, kekesalan atau ketidak senagan kedalam alam bawah sadar. Reaksi ini dilakukan, karena apabila hal itu dibiarkan berada di alam sadar, individu akan mengalami perasaan cemas atau perasaan yang menyakitkan.
·       Rasionalisasi (rationalization)
      Yaitu usaha-usaha mencari dalih pada orang lain untuk menutupi kesalahan (kegagalan diri sendiri). Seperti mahasiswa yang mendapat nilai jelek, dia lalu berbicara kepada temannya bahwa hal itu terjadi dikarenakan dia sedang sakit (padahal sebenarnya tidak sedang sakit).
·       Proyeksi (projection)
      Dalam reaksi ini, individu melemparkan sebab kegagalannya kepada orang lain atau sesuatu di luar dirinya.
·       Kompensasi
      Dalam melakukan kompensasi, individu berusaha menutupi kekurangan atau kegagalannya dengan carra-cara lain yang dianggapnya memadai. Contohnya, meminum-minuman keras, menjadi pecandu narkoba, atau dengan cara berperilaku menyimpang lainnya, yang dianggap merupakan suatu kompensasi dari kegagalan dalam memperoleh keinginan-keinginannya seperti kasih sayang dari kedua orang tua, tidak lulus ujian dan putus pacaran.
·       Sublimasi
      Mengalihkan tujuan pada tujuan yang lain yang mempunyai nilai sosial atau etika yang lebih tinggi. Contohnya, senang berkelahi menjadi petinju dan putus pacaran dan memutuskan menjadi perawat.

4.     Penyebab munculnya penderitaan
           Penyebab utama dari semua penderitaan adalah kesadaran dan sistem insentif biologis (biological incentive system / reward system).
Edvard Munch - Vampire (1895)
           Penyebab awal adanya derita adalah kesadaran (consciousness). Makhluk sentien - organisme yang memiliki kapasitas untuk merasa (sentience) - pasti memiliki kesadaran. Batu misalnya, tidak dapat menderita karena batu tidak memiliki kesadaran dan karenanya tidak mampu merasa. Tidak ada kesadaran, tidak ada penderitaan.
           Namun kesadaran saja tidak cukup. Makhluk sentien juga perlu memiliki sistem yang mengklasifikasi pengalaman mana yang dianggap menyenangkan dan pengamalaman mana yang tidak menyenangkan untuk dapat merasakan penderitaan. Sistem klasifikasi ini dapat kita sebut sebagai sistem insentif biologis (biological incentive system / reward system), atau secara singkat kita sebut saja SIB.
           Sekarang coba genggam kedua tanganmu. Apa yang kamu rasakan? Kamu merasakan tekanan dan barangkali hangat (peningkatan temperatur). Hal ini merupakan deskripsi dari suatu pengalaman di kesadaran kita. Apa rasa dari suatu pengalaman atau kualitas subjektif di kesadaran kita.
           Ada perbedaan antara kualitas dan valensi dari suatu pengalaman. Kualitas merupakan hal yang membedakan dua pengalaman. Permen terasa manis, sedangkan obat terasa pahit di lidah kita. Warna merah dan warna biru terlihat berbeda di indra penglihatan kita menunjukkan kemerahan dan kebiruan sebagai dua kualitas yang berbeda.

5.     Hubungan antara Manusia dan Penderitaan
      Manusia adalah makhluk yang diciptakan Tuhan Yang Maha Esa memiliki akal dan diberikan kemampuan untuk berpikir, manusia haruslah ingat pada Sang Pencipta dalam suka maupun duka, seringkali manusia hanya ingat pada Sang Pencipta saat mendapatkan musibah atau penderitaan. Manusia tak akan pernah luput dari kesalahan, maka dari itu kadang kala kesalahan kita sendiri yang akan membuat kita mendapatkan penderitaan entah itu penderitaan yang sulit untuk kita hadapi atau mudah untuk kita hadapi. Dalam perjalanan hidup ini tidak akan selalu berjalan dengan lancar, akan ada tantangan-tantangan yang menjadi cobaan hidup bagi manusia. Maka dari itu manusia tak akan pernah luput dari penderitaan dan sebagai manusia yang beriman kita harus percaya bahwa salah satu dari penderitaan tersebut adalah suatu hal yang akan membuat kita menjadi lebih baik ke depannya serta akan menjadi manusia yang kuat.
Contoh Hubungan Manusia dan Penderitaan
           Penderitaan yang dialami disekitar kita yang sangat terlihat adalah bagaimana cara orang menghadapi kesulitan dalam mencari nafkah, mencari pekerjaan yang sulit di zaman sekarang ini. Contoh  penderitaan yang  masyarakat papua yang sampai saat ini belum bisa diselesaikan oleh pemerintah, masyarakat papua menuntut keadilan terhadap pemerintah pusat karena mereka selama ini hidup di negra yang merdeka dengan nasib yang menderita. Memang sangat miris melihat penderitaan rakyat papua yang memiliki sumberdaya yang berpotensi untuk aset dan peningkatan devisa negara tetapi malah mereka malah merasakan penderitaan yang luar biasa seperti misalnya kelaparan dan masih banyaknya orang papua yang mengalami gizi buruk, bahkan yang lebih parahnya lagi di daerah pedalamannya masih sering dijumpai masyarakat yang memakan umbi-umbian sebagai panganan penyambung hidup, ini terjadi karena akses transportasi menuju daerah tersebut masih sangatlah jauh dari perkotaan dan tidak adanya biaya yang cukup untuk membeli beras. Memang miris bangsa indonesia yang dikenal sebagai salah satu penghasil beras terbesar didunia harus masih melihat rakyatnya kelaparan karena tidak dapat menikmati hasil kekayaan bangsanya sendiri.
           Di sisi lain, permen terasa enak dan obat terasa tidak enak merupakan valensi - evaluasi kita mengenai suatu pengalaman subjektif. Contoh lain adalah kesedihan memiliki valensi negatif sedangkan kegembiraan memiliki valensi positif.
           Valensi adalah bahasa teknis untuk berbagai pengalaman yang kita sukai dan hal-hal yang tidak kita sukai. Ada juga perasaan yang tidak memiliki valensi positif ataupun negatif - valensi netral. Contohnya adalah aktivitas mengenggam tangan yang kamu lakukan sebelumnya.
           Kalau manusia hanya merasakan kualitas namun tidak merasakan valensi, maka tidak ada penderitaan. Jadi valensi adalah karakteristik dari pengalaman subjektif di kesadaran yang menyebabkan derita. Bayangkan kalau kita merasakan lapar tapi menilai pengalaman tersebut bukan sebagai valensi negatif melainkan valensi netral. Maka tidak ada yang namanya penderitaan.

2.     SIKSAAN
 
1.     Kebimbangan
    Kebimbangan mempunyai dua jenis. Satu jenis bisa bermanfaat. Jenis yang lain bisa mencelakakan. Kebimbangan bisa digunakan untuk menguji suatu pengetahuan. Dia akan memberi kebenaran terbaiknya. Bimbanglah bila engkau ingin menguji suatu pengetahuan. Dan pengetahuan terbaik akan ditambahkan kepadamu. Kebimbangan jenis ini adalah teman terbaik pengetahuan! Tetapi kebimbangan akan mencelakakan bila digunakan untuk menjatuhkan suatu pilihan. Jangan pernah engkau bimbang bila dihadapkan suatu pilihan. Kebimbangan akan membawamu ke kenihilan. Kemanapun pilihanmu jatuh akan membawa pelajaran tersendiri. Tetapi membawa kebimbangan terus menerus akan membawa celaka yang panjang. Kebimbangan jenis ini adalah musuh besar kepercayaan, iman!
       Orang tidak bisa mengabdi kepada dua Tuan. Harus ada pilihan yang segera dibuat. Tuhan atau Mamon. Surga atau Neraka. Nirvana atau Armagedon. Dumbledore atau Voldermort. Bila engkau bimbang, jangan membawa kebimbanganmu kepada orang lain. Bawalah sendiri. Karena orang lain akan ikut celaka dengan kebimbanganmu. Kebimbangan sangat mudah menular. Dan janganlah lupa, mamon, neraka, armagedon, dan voldermort, tidak pernah menampakkan wajah aslinya. Mereka selalu menggunakan wajah Tuhan, Surga, Nirvana, dan Dumbledore. Dan begitulah mereka dengan mudah memberikan dan menularkan kebimbangan kepada siapapun. Memang sejak semula kebimbangan adalah milik mereka dan akan berakhir kepada mereka. Kita semua sudah pernah merasakan betapa celakanya kebimbangan, betapa menderitanya neraka. Hanya hati yang bisa melihat mereka dengan jelas. Hanya keberanian yang bisa segera membantu menjatuhkan pilihan.

2.     Kesepian
        Kesepian adalah tatkala seseorang merasa bahwa dirinya penuh kesendirian, kehampaan, kesunyian dan kesedihan. Walaupun banyak orang yang ada di sekitar dirinya secara fisik, namun kesepian adalah yang paling mendominasi jiwanya. Memang sulit untuk mencari kalimat yang pas untuk mendefinisikan kondisi kesepian. Akan tetapi pada dasarnya kesepian lebih pada keadaan jiwa manusia. Yang dapat mendeteksi apakah seseorang kesepian atau tidak adalah orang itu sendiri. Dalam ilmu psikologi, satu-satunya yang mempelajari fenomena ini, ada beberapa gejala yang menandakan jiwa seseorang sedang kesepian, yakni:
a.      Suka termenung atau melamun lama sekali
b.     Merasakan kehampaan tanpa sebab yang jelas
c.      Melakukan kesalahan berulang-ulang dan sangat sering
d.     Tidak bisa berkonsentrasi dengan sepenuh hati
e.      Fokus pada inti pembicaraan menjadi hilang
f.      Pada suatu kondisi tertentu, orang yang kesepian merasakan depresi atau frustasi

3.     Ketakutan (ada berapa macam)
             Ketakutan adalah suatu tanggapan emosi terhadap ancaman. Takut adalah suatu mekanisme pertahanan hidup dasar yang terjadi sebagai respons terhadap suatu stimulus tertentu, seperti rasa sakit atau ancaman bahaya. Macam-macam ketakutan, yaitu:

1.     Takut akan Kesakitan
         Setiap orang pasti pernah merasakan sakit pada tubuhnya dan tidak ada seorangpun yang ingin merasakan sakit. Rasa sakit bukanlah sensasi yang disukai oleh kebanyakan orang. Itulah sebabnya, banyak orang yang dengan giat menjaga pola makan, pola tidur dan teratur berolahraga. Mereka yang menyadari diri dalam kondisi tubuh yang obesitas pun berusaha keras untuk menurunkan berat badan agar tidak terserang penyakit-penyakit kronis yang membahayakan.
         Anda pasti pernah mengetahui atau bahkan mengenal orang-orang yang pernah mengalami penyakit yang begitu parah. Anda tidak mau merasakan yang mereka rasakan bukan? Sehat itu memang mahal, itulah sebabnya tidak seorangpun ingin sakit.

2.     Takut akan Kematian
         Mati merupakan suatu kepastian dan itu hanya tinggal menunggu waktu saja. Untuk itu, lakukanlah segala sesuatu yang terbaik selagi kita hidup. Meskipun semua orang tahu pasti akan meninggal tetapi tetap saja kebanyakan dari kita sangat takut dengan kematian dan berharap bisa hidup selama mungkin (walaupun itu adalah hal yang mustahil).

3.     Takut akan Kegagalan
         Karena sifat ambigu dari kegagalan inilah banyak orang takut untuk mengambil kemajuan dalam hidupnya. Mereka takut apabila mereka melakukan sesuatu yang berujung ke kegagalan, padahal tidak ada yang tahu apabila mereka melakukan hal tersebut mereka dapat menjadi seseorang yang berhasil dalam hidupnya. Tapi orang-orang sukses dan terkenal di dunia pun pasti pernah mengalami yang namanya rasa takut akan kegagalan bahkan hingga sekarang.
         Kegagalan memang menyakitkan tetapi dari kegagalan kita bisa belajar untuk lebih baik kedepannya. Nah, kebanyakan dari kita sangat takut akan kegagalan sehingga tidak pernah berani untuk mencoba sesuatu yang baru. Lebih baik mencoba dan gagal daripada gagal dan tidak pernah mencoba.

4.     Takut akan Kemiskinan
         Takut miskin disini bisa juga diartikan takut tidak memiliki uang. Banyak orang yang takut akan kemiskinan namun tetap memiliki pola pikir orang yang miskin, yakni malas dan tidak giat bekerja. Sebetulnya pikiran yang takut akan kemiskinan dapat menjadi pendorong setiap manusia untuk dapat bekerja keras dalam meraih kesuksesan dengan cara-cara yang benar.
         Namun, acapkali banyak orang yang salah kaprah dalam pilihan hidupnya untuk mengejar kesuksesan dengan cara-cara yang tidak benar. Tidak jarang mereka yang melakukan berbagai tindak kejahatan seperti korupsi, saling sikut jabatan dengan cara yang tidak benar hingga melakukan tindak kriminal seperti mencuri, merampok hingga menghilangkan nyawa orang lain agar mendapatkan keuntungan yang besar dari sejumlah nominal uang.

5.     Takut akan Kritikan
         Ketakutan jenis ini timbul karena merasa tidak yakin dengan apa yang dilakukan. Ketakutan ini bisa berkaitan dengan ketakutan pada poin 2, yaitu takut akan kegagalan. Mereka yang takut gagal merasa khawatir akan kritikan yang akan mereka terima. Walaupun terkadang banyak orang yang tidak terlalu “mahir” atau tidak mengerti bagaimana memberi kritikan dengan cara yang benar dan tidak menyinggung orang lain.
         Namun, perlu disadari bahwa kritikan mampu memberi stimulus seseorang untuk mau memperbaiki kesalahannya. Dengan kesadaran dan pikiran yang positif untuk mau berkembang, seseorang bisa mencapai kesuksesannya. Bayangkan bila tidak ada seorangpun yang memberi Anda kritikan atau saran? Bukanlah tidak ada seorangpun yang sempurna di dunia ini. Setiap orang butuh kritikan dan saran.

6.     Takut akan Kehilangan Cinta
         Rasa takut jenis ini bisa tidak hanya dialami oleh pasangan atau para pemuda remaja yang sedang mencari pasangan hidupnya. Ketakutan akan kehilangan cinta juga dapat dialami oleh siapapun misalnya seorang anak yang merasa cemburu kepada adiknya karena ia merasa bahwa orangtuanya memiliki perhatian yang lebih besar terhadap sang adik. Ia merasa kehilangan cinta kasih dari orangtua.
         Ketakutan jenis ini juga bisa diartikan sebagai kehilangan perhatian. Takut kehilangan perhatian dari kawan dan sahabat juga menjadi ketakutan tersendiri sehingga acapkali banyak orang yang memiliki perilaku yang unik agar menjadi pusat perhatian bagi teman-temannya.

3.     KEKALUTAN MENTAL
1.     Definisi
           Kekalutan mental adalah sebuah penyakit kejiwaan yang akut, terbatas pada waktu tertentu, dan muncul dalam bentuk depresi yang dipicu oleh stres, kecemasan, atau disosiasi dalam diri seseorang yang sebelumnya belum mengalami gangguan, sehingga mereka tak dapat lagi melakukan kegiatan sehari-hari hingga gangguan ini hilang.

2.     Sebab-sebab Timbulnya Kekalutan Mental
           Kekalutan mental yang dapat di alami oleh seseorang disebabkan oleh berbagai faktor yang ada disekitarnya, dalam hal ini termasuk faktor-faktor internal atau dari dalam orang itu sendiri maupun faktor eksternal atau hal-hal yang ada di lingkungan sekitarnya, keduanya mengacu kepada konflik dan cara seseorang tersebut menyelesaikan konflik atau masalahnya.
·       Kepribadian yang lemah akibat kondisi jasmani atau mental yang kurang sempurna. Hal-hal tersebut sering menyebabkan yang bersangkutan merasa rendah diri, yang berangsur akan menyudutkan kedudukannya dan menghancurkan mentalnya. Hal ini banyak terjadi pada orang-orang melankolis.
·       Terjadinya konflik sosial-budaya akibat adanya norma yang berbeda antara yang bersangkutan dan yang ada dalam masyarakat, sehingga ia tidak dapat menyesuaikan diri lagi, misalnya orang dari pedesaaan yang telah mapan sulit menerima keadaan baru yang jauh berbeda dari masa lalunya yang jaya.
·       Cara pematangan bathin yang salah dengan memberikan reaksi berlebihan terhadap kehidupan sosial; overacting sebagai overkompensasi dan tampak emosional. Sebaliknya ada yang underacting sebagai rasa rendah diri yang lari ke alam fantasi.

 DAFTAR PUSTAKA
·       Kasyugi Prayogo, Adhbi (8 Mei 2013). Manusia Dan Penderitaan. Dikutip 4 November 2019 dari Kompasiana:
·       Prof. Dr. Apollo, Daito (25 Juli 2019). Kehidupan Manusia Adalah Penderitaan Demi Penderitaan. Dikutip 4 November 2019 dari kompasiana:
·       Lestari Niee, Yuni (21 Maret 2017). Apa itu Frustasi?. Dikutip 4 November 2019 dari Kompasiana: https://www.kompasiana.com/yuni_niee/58d00f617eafbdf3552ebc30/apa-itu-frustasi
·       Bramantyo, Bimo (6 Agustus 2018). Apa penyebab utama dari semua penderitaan?. Dikutip 4 November 2019 dari Quora: https://id.quora.com/Apa-penyebab-utama-dari-semua-penderitaan
·       (28 Juli 2017).  Ketahui 6 Ketakutan Dasar Manusia!. Dikutip 4 November 2019 dari Finansialku : https://www.finansialku.com/ketakutan-dasar-manusia/
·       Ria (17 Juni 2011). Sebab-sebab Timbulnya Kekalutan Mental. Dikutip 4 November 2019 dari Djuriatun: http://djuriatun.blogspot.com/2011/06/sebab-sebab-timbulnya-kekalutan-mental.html


Related Articles

1 Comments:

www.gunadarma.ac.id